Senin, 28 Januari 2013

Sejarah kamera dan fotografi

Fotografi permanen yang pertama kali ditemukan oleh seorang penemu Perancis, Joseph Nicéphore Niépce, pada tahun 1826. Dikembangkan dari suatu penemuan oleh Johann  Heinrich  Schultz  (1724):  bahwa  silver  dan  campuran  kapur  menjadi  gelap dibawah pencahayaan. Niépce dan Louis Daguerre memperbaiki proses ini. Daguerre menemukan bahwa exposing  the silver  first  to  iodine vapor, before exposure  to  light, and then to mercury fumes setelah foto diambil, dapat membentuk suatu latent image; mencuci  plat  dalam  larutan  garam  dapat  membuat  gambar  tersebut  fixes.  Ide  ini membimbing ke teori daguerreotype yang terkenal.


 


Daguerreotype mempunyai suatu kelemahan, selain gambarnya yang masih belum jelas, proses  tersebut hanyalah proses positive-only yang tidak dapat dicetak ulang. Para penemu mencari proses yang  lebih baik dan yang lebih praktis. Beberapa proses diperkenalkan dan dipergunakan pada masyarakat dalam beberapa waktu setelah pencitraan pertama dari Niépce's dan sebelum perkenalan dari proses collodion pada 1848. Collodion yang didasari oleh negative plat kaca basah dengan pencetakannya pada kertas albumen menjadi metode fotografi baku untuk beberapa waktu, meskipun setelah perkenalan dari proses gelatin yang lebih praktis pada 1871. Adaptasi dari proses gelatin telah menjadi proses fotografi hitam putih sekarang ini, sedangkang pada material film, dibuat dari kaca dan dari bermacam jenis film fleksibel.
 
 


  Fotografi berwarna  juga hampir setua hitam putih, dengan percobaan awal oleh John Herschel's dengan Anthotype pada 1842,  dan  Lippmann  plate  pada  1891.  Fotografi  berwarna menjadi  lebih  populer  dengan  perkenalan  dari  Autochrome Lumière  pada  1903,  dimana  telah  tergantikan  oleh Kodachrome,  Ilfochrome dan beberapa proses serupa. Telah lama proses  ini dipergunakan hampir secara eksklusif untuk  transparansi  (pada slide projectors  dan  beberapa  device  serupa),  tetapi  pencetakan  warna  menjadi  populer dengan perkenalan negative Chromogenic, dimana kebanyakan menggunakan proses C-41  process.  Kebutuhan  akan  industri  perfilman  juga  telah  memperkenalkan beberapa  proses  sistem  spesial,  mungkin  yang  paling  banyak  dikenal  adalah Technicolor. 
 

Fotografi non-digital berproduksi dengan dua step proses kimiawi.  Pada  proses  dua  step,  film  menangkap  gambar negative  (warna  dan  cahaya  kebalikan),  yang  kemudian akan  ditransfer  pada  kertas  foto  sebagai  gambar  positive. Fungsi lain dari film adalah film positive dipergunakan untuk memproduksi  transparansi,  biasanya  untuk  ditampilkan pada papan tulis atau frame plastik yang disebut slide. Slide sering dipergunakan oleh para fotografer professional dikarenakan kemampuannya untuk lebih tajam dan akurat pada warna. Kebanyakan  foto yang dipublikasikan untuk majalah diambil dengan film warna transparansi.
 
 


 Sesungguhnya  semua  fotografi  adalah monokrom, atau dilukis warna. Meskipun metode untuk developing foto  berwarna  sudah  tersedia  semenjak  awal  1861, mereka  tidak  sungguh-sungguh  tersedia  untuk  umum sampai  1940an  atau  50an,  dan  sampai  1960an kebanyakan  foto  diambil  dalam  hitam  putih.  Setelah itu,  fotografi  berwarna  mendominasi,  meskipun  foto hitam  putih  tetap populer  untuk  kalangan  fotografer  amatir  dan  foto  artis. Film  hitam putih lebih mudah untuk di-develop daripada warna. 
 
 


  Foto  format  panorama  dapat  diambil  dengan kamera  spesial  seperti  Hasselblad  Xpan  pada  film standar.  Semenjak  1990an,  foto  panorama  telah tersedia  pada  film  Advanced  Photo  System.  APS telah  dikembangkan  oleh  beberapa  perusahaan pembuat  film  untuk memenuhi  kebutuhan  akan  film dengan  format  lain  dan  opsi  computerized  tersedia, meski  panorama APS  dibuat menggunakan  TIFF,  dan  RAW.  Ada  beberapa  jenis  printer:  inkjet  printers,  dye-sublimation printer, laser printers, dan thermal printers.
 

apa itu FOTOGRAFI ? 

Fotografi (biasa  disingkat  dengan  foto) adalan  suatu penciptaan sebuah gambar yang dibentuk oleh cahaya yang jatuh diatas permukaan media yang peka terhadap cahaya, biasanya adalah film atau sensor elektronik semacam chip CCD atau CMOS. Kebanyakan fotografer membuat pencitraan (gambar) tersebut menggunakan kamera, yang menggunakan lensa untuk dapat fokus terhadap scene's yang terlihat dari cahaya kepada suatu reproduksi dari apa yang dapat dilihat oleh mata manusia. Proses pembuatan gambar inilah yang disebut fotografi. Gambar gerak, semacam film atau video adalah turunan dari fotografi. Fotografi  digital, sebagai lawan dari  fotografi film, menggunakan  media  elektronik  untuk merekam  dan  menangkap  citra  atau  gambar sebagai data binary. Ia dilengkapi dengan media penyimpanan dan kemampuan edit melalui personal computer dan juga mempunyai kemampuan untuk menampilkan dan menghapus gambar yang jelek secara langsung pada kamera atau software. Kamera digital sekarang  ini  telah mengalahkan penjualan kamera film karena fitur-fitur yang terdapat didalamnya tidak dapat ditemukan pada kamera film, seperti kemampuan untuk merekam video dan audio. Device lainnya, seperti mobile phone, sekarang telah dilengkapi dengan kemampuan fotografi digital.  

 

SEJARAH KAMERA DARI MASA KE MASA

PERKEMBANGAN KAMERA DARI MASA KE MASA

1.Sejarah kamera
Kamera merupakan alat yang berfungsi dan mampu untuk menangkap dan mengabadikan gambar/image. Kamera pertama kali disebut sebagai camera obscura, yang berasal dari bahasa latin yang berarti ruang gelap. Camera obscura merupakan sebuah alat yang terdiri dari ruang gelap atau kotak, yang dapat memantulkan cahaya melalui penggunaan dua buah lensa konveks, kemudian menempatkan gambar objek eksternal tersebut pada sebuah kertas/film, film tersebut diletakkan pada pusat fokus dari lensa tersebut. Camera obscura yang pertama kalinya ditemukan oleh seorang ilmuwan Muslim yang bernama Alhazen, hal tersebut terdapat seperti yang dijelaskan pada bukunya yang berjudul Books of Optics (1015-1021).
                                     Kamera obscura 
 
 Sementara di tahun 1660-an ilmuwan asal Inggris Robert Boyle dan asistennya Robert Hookemenemukan portable camera obscura. Namun kamera pertama yang cukup praktis dan cukup kecil untuk dapat digunakan dalam bidang fotografi ditemukan pertama kali oleh Johann Zahn, penemuan tersebut terjadi pada tahun 1685. Kamera fotografi pada awalnya banyak yang menerapkan prinsip model Zahn, dimana selalu menggunakan slide tambahan yang digunakan untuk memfokuskan objek. Sistem tersebut adalah dengan memberikan tambahan sebuah plat sensitif di depan lensa kamera tersebut setiap sebelum melakukan pengambilan gambar.
                     
                            
 
                                      Kamera portable obscura
 
Kamera terus berlanjut, Jacques Daguerre merupakan salah satu dari orang-orang yang berperan dalam perkembangan teknologi kamera, dan sekaligus memberikan jasa pada perkembangan dunia fotogarfi kita. Daguerre (begitu ia biasa dipanggil) dilahirkan tahun 1787 di kotaCormeilles di Perancis Utara. pada waktu muda, Jacques Daguerre adalah seorang seniman. Pada umur 30-an Daguerre merancang diograma, yang dimaksud dengan diograma adalah barisan lukisan pemandangan yang mempesona bagusnya, dipertunjukkan dengan bantuan efek cahaya. SementaraDaguerre mengerjakan pekerjaannya tersebut, Daguerre menjadi tertarik dengan pengembangan suatu mekanisme untuk secara otomatis melukiskan kembali pemandangan yang ada di dunia tanpa menggunakan kuas atau cat, yaitu tidak lain adalah KAMERA.
Di tahun 1827 Daguerre bertemu dengan Joseph Nicephore Niepce yang juga sedang mencoba –yang sejauh itu lebih sukses– menciptakan kamera. Dua tahun kemudian mereka bekerjasama. Namun di tahun 1833 Niepce meninggal, akan tetapi Daguerre tetap melanjutkan percobaannya. Menjelang tahun 1837 ia berhasil mengembangkan sebuah sistem praktis fotografi yang disebutnyadaguerreotype. Tahun 1839 Daguerre memberitahu publik secara terbuka tanpa mempatenkannya. Sebagai imbalan, pemerintah Perancis menghadiahkan pensiun seumur hidup kepada Daguerre maupun anak Niepce. Pengumuman penemuan Daguerre menimbulkan kegemparan penduduk pada saat itu dan ia menjadi seorang pahlawan yang ditaburi berbagai macam penghormatan serta penghargaan, sementara metode daguerreotype dengan cepat berkembang dan banyak digunakan oleh khalayak. Daguerre sendiri segera pensiun. Dia meninggal tahun 1851 di kota asalnya dekat Paris.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan teknologi kamera semakin hari berkembang semakin pesat. Fungsi dan kebutuhan penggunaanya pun semakin luas dirasakan oleh berbagai pihak. Kamera tidak hanya digunakan sekedar untuk menangkap objek yang berfungsi sebagai kenang-kenangan semata, tetapi juga digunakan untuk menangkap objek yang sedang bergerak. Sebut saja perkembangannya kemudian seperti kamera video, kamera mikro, kamera sensor dan lain sebagainya. Perkembangannya pun telah meliputi berbagai bidang, seperti pada bidang sinematografi, pendidikan, kedokteran, dan bahkan sampai pada bidang sistem pertahanan dan keamanan pun tidak terlepas dari penggunaan teknologi kamera ini.


2. Sejarah Film    
       
       Film atau rollfilm adalah media yang menyimpan gambar negatif dari sebuah foto. Gambar negatif ini kemudian diproses dengan cara-cara tertentu agar gambarnya bisa tercetak pada media lain (kertas), dan jadilah sebuah foto.
Perkembangan awal dari film adalah lempengan timah/logam yang dipergunakan oleh Niépce, Daguerre dan Talbot untuk merekam gambar yang dihasilkan dari alat mereka masing-masing. Akan tetapi lempengan yang telah dilapisi oleh berbagai macam zat kimia itu, tidaklah bisa disebut sebagai film karena gambar dibuat, tercetak pada lempengan itu juga. Sedangkan definisi film adalah media yang menyimpan gambar negatif, untuk kemudian diproses agar bisa tercetak pada media lain.
Adapun film seperti yang kita kenal sekarang ini, ditemukan oleh George Eastman, pendiri dari perusahaan Kodak, pada tahun 1884. Film jenis pertama ini berupa kertas yang diolesi dengan jel khusus yang kering. Baru pada tahun 1889, Eastman berinovasi dengan membuat film berbahan plastik transparan. Film ini terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar, yaitu plastik khusus yang dicampur dengan nitrat dan kapur barus.
Pengembangan pun terus dilakukan, film yang lebih modern dan biasa kita gunakan terdiri 3 hingga 20 lapisan, dan merupakan campuran dari berbagai bahan kimia. Adapun unsur-unsur yang terdapat pada film itu akan menentukan sensitifitas, kontras, resolusi dan efek-efek lain pada foto yang dibuat.

                                                
Film yang biasa digunakan
Menjelang akhir abad 20, muncul film jenis baru. Film baru itu adalah film elektronik (media penyimpanan data) yang digunakan pada kamera digital. Karena lebih murah dan bisa digunakan berulang-ulang, kini orang lebih memilih untuk memanfaatkan fotografi digital dan film elektronik tadi. Hasilnya pun bisa menyamai bahkan melebihi kualitas dari foto yang dihasilkan film konvensional, karena fotografi digital bisa menggunakan format file gambar tanpa kompresi yang dinamai RAW.
 
                                                          
 Sebuah SD Card, media penyimpanan file foto digital
 
3. Sejarah Kertas Foto
       Berbicara tentang kertas foto berarti kita berbicara tentang media di mana sebuah gambar tercetak dan akhirnya disebut sebagai sebuah foto. Definisi yang lebih tepat, kertas foto adalah sebuah kertas yang peka akan cahaya, sehingga bisa dibubuhi gambar hasil fotografi di atasnya. Akan tetapi, pada era fotografi digital ini, pengertian dari kertas foto menjadi bergeser. Kini, kertas foto diartikan sebagai kertas apapun yang bisa dimanfaatkan untuk mencetak foto dengan kualitas baik (tentunya dengan bantuan printer atau alat cetak lain). Jadi, apakah itu kertas glossydoff ataupun jenis kertas lainnya, asalkan kertas itu bisa digunakan untuk mencetak foto dengan baik, maka bisa disebut sebagai kertas foto.
Kertas foto sebenarnya merupakan kertas khusus yang dilapisi beberapa zat kimia agar kertas itu bisa digunakan untuk mencetak foto yang berasal dari film negatif.
Bila kita menelusuri sejarah awal ditemukannya media untuk mencetak foto ini, maka kita akan bertemu kembali dengan Joseph Nicéphore Niépce yang berhasil membuat foto pertama pada tahun 1926. Saat itu ia melapisi sebuah lempengan timah dengan beberapa zat kimia, agar bisa merekam gambar yang terproyeksi dari kamera obscuranya. Penjelasan lengkapnya bisa dibaca kembali pada poin Sejarah Kamera Foto.
Konsep yang dipakai Niépce untuk membuat sebuah lempengan logam menjadi peka cahaya ini, kemudian terus dikembangkan hingga pada tahun 1880an, George Eastman berhasil menggunakan kertas khusus untuk mencetak foto dari film negatif.
4. Fotografi Digital
Fotografi digital merupakan salah satu inovasi terbaik dalam dunia fotografi. Kehadirannya telah mengubah paradigma masyarakat yang menganggap bahwa fotografi adalah suatu bidang yang mahal dan sulit untuk dikuasai. Fotografi digital benar-benar bisa memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi setiap orang untuk membuat sebuah foto yang baik. Dengan perkembangan teknologi yang pesat, dan beragam fitur untuk membuat foto yang bagus, muncul sebuah ungkapan bahwa setiap orang bisa menjadi fotografer profesional.
Bila ditelusuri dari sejarahnya, maka kita akan kembali ke tahun 1960an. Di mana dunia sedang mengalami revolusi besar-besaran di bidang teknologi digital dan elektronik. Eugene F. Lally, seorang teknisi dari Jet Propulsion Laboratory NASA adalah orang pertama yang mencetuskan ide untuk mendigitalisasi sebuah foto. Saat itu tujuannya adalah untuk mempermudah pengiriman foto secara langsung dari misi-misi luar angkasa Amerika Serikat.
Pada tahun 1970an, dunia jurnalistik turut mempengaruhi kemunculan kamera digital. Saat itu, terdapat sebuah tuntutan untuk menghadirkan foto dari suatu peristiwa yang terjadi, secepat mungkin. Maka digunakanlah media pemindai foto (scanner). Sebuah foto dipindai menjadi data elektronik, kemudian dikirimkan melalui jalur telepon. Akan tetapi, cara ini juga masih dianggap merepotkan, karena terjadi penurunan kualitas gambar yang cukup signifikan dan proses pengiriman foto pun masih memerlukan waktu yang relatif lama.
Untuk menjawab persoalan ini, diperlukan suatu kamera yang bisa secara langsung menciptakan foto yang berupa data elektronik. barulah pada bulan Desember tahun 1975, seorang teknisi dari perusahaan Kodak yang bernama Steven Sasson, menjadi orang pertama yang menemukan Kamera Digital.
Kamera yang dibuatnya, menggunakan sensor CCD sebagai media penerimaan gambar dan hanya mampu menghasilkan foto hitam putih dengan resolusi sebesar 0,01 megapixel (320 x 240 pixel). Media penyimpanannya adalah sebuah kaset tape, sedangkan untuk melihat hasil gambar, kamera ini harus disambungkan terlebih dahulu dengan sebuah televisi. Kamera ini mempunyai bobot seberat 3,6 kg dan membutuhkan waktu tak kurang dari 23 detik untuk memproses satu buah foto.
 
                                        

Kamera digital model pertama
Walaupun kamera digital model pertama ini masih belum praktis dan belum sepenuhnya menjawab persoalan-persoalan yang terjadi, tapi alat ini telah menjadi awal mula dari kemudahan dan kepraktisan teknologi fotografi digital yang kita nikmati sekarang ini. Setelah penemuan dari kamera digital model pertama, kamera-kamera digital selanjutnya terus bermunculan dengan perbaikan-perbaikan dari model sebelumnya, dengan berbagai fitur serta kemampuan yang baru.

 

1 komentar: